Keistimewaan Sejarah Hidup Nabi
Muhammad
Terkumpul dalam sirah nabawiyah
banyak keistimewaan yang membuat mempelajarinya adalah kenikmatan bagi ruhani,
akal juga kenikmatan mendalami sejarah. Berikut ini beberapa kemuliaan dan
keistimewaan siroh nabawiyah secara global.
1. Sesungguhnya ia adalah sebenar-benar
sirah dan sejarah nabi dari seluruh nabi yang pernah diutus. Telah sampai
kepada kita sirah Rasulullah saw melalui metode ilmiyah yang benar dengan
bukti-bukti memperkokoh, sebagaimana yag kami terangkan dalam pembahasan
sumber-sumber Sirah. Di mana tidak ada yang meninggalkan keraguan
peristiwa-peristiwa mulia dan kejadian-kejadian besar.
Kebenaran sirah beliau saw ini tidak
akan kita dapati sebagaimana jika kita mempelajari sirah nabi-nabi terdahulu.
Kita tak dapat memastikan kebenaran dalam sirah nabi Musa alaihssalam, karena
ia ditulis bukan ketika beliau masih hidup atau segera setelah beliau
meninggal. Melainkan ia ditulis yang bahkan penulisnya pun tidak diketahui juntrungannya.
Tidak pula kita dapat merujuknya kepada Taurat yang ada sekarang, karena telah
disepakati bahwa taurat yang ada saat ini telah banyak berisi keraguan dan
penyimpangan yang dimasukkan kaum yahudi. Maka kaum muslimin tidak dapat
sesuatu kebenaran yang pasti tentang sejarah Nabi Musa as kecuali yang
diceritakan Al Qur’an.
Demikian
pula pada sirah Isa bin Maryam as. Sesungguhnya injil-injil yang dipakai secara
resmi oleh gereja saat ini telah berusia ratusan tahun. Injil-injil itu dipilih
tidak berdasarkan metode ilmiyah yang benar dari ratusan injil yang tersebar di
banyak kalangan masehi, masing-masing dinisbatkan kepada penulisnya. Mereka tak
dapat memastikan dengan metode ilmiyah yamg akan memberikan ketenangan jiwa
tentang kebenarannya. Tidak dapat dirunut periwayatnya yang bersambung kepada
penulisnya. Sehingga terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ahli sejarah
tentang siapa sebenarnya para penulis injil-injil itu, kapan mereka hidup.
Demikian
pula yang terjadi pada sekalian nabi dan rasul serta para pendiri-pendiri agama
yang tersebar di dunia. Begitu banyak keraguan dalam sejarah mereka yang
kembali kepada jutaan pengikut mereka. Seperti Budha dan Konfusius, riwayat
hidup mereka yang beredar di kalangan pengikut mereka tidaklah berasal dari
sumber yang mu’tabar atau teruji secara ilmiyah, bahkan sesungguhnya menjadi
perdebatan di antara para pendeta mereka. Riwayat itu bertambah pada setiap
generasi lebih dari yang diceritakan para pembuat syair pendahulu mereka juga
khurofat yang tidak masuk akal dan warna asobiyah atau fanatisme terhadap
aliran masing-masing.
2. Sesungguhnya ia
menggambarkan dengan sangat jelas kehidupan Rasulullah saw dalam setiap fase
kehidupannya. Sejak pernikahan ayahnya dengan ibunya sampai dengan wafatnya
beliau, kita mengetahui banyak hal tentang kelahirannya, masa kecilnya, masa
remaja dan masa mudanya, pekerjaannya sebelum kenabian, perjalanannya keluar
Mekkah sampai dengan diutusnya beliau sebagai nabi yang mulia. Kemudian kita
juga dapat mengetahui dengan detail, jelas dan sempurna segala sesuatu setelah
kenabian itu tahun demi tahun. Semuanya membuat sirah Rasulullah saw terang
seterang matahari. Sebagian penulis barat mengatakan sesungguhnya Muhammad
satu-satunya orang yang dilahirkan di bawah cahaya matahari.
Hal seperti ini tidak terjadi bahkan
tidak mendekati apa yang terjadi pada rasul-rasul terdahulu. Kita tak
mengetahui masa kecil, masa remaja atau penghidupan Nabi Musa as sebelum
nubuwahnya. Kita hanya mengetahui sedikit hal tentangnya setelah kenabiannya.
Yang membuat kita tak mendapatkan gambaran lengkap menganai kepribadiannya.
Demikian juga yang kita temukan dari Isa bin Maryam as. Tak diketahui
sedikitpun dari masa kecil beliau kecuali yang disebutkan injil-injil modern,
di mana ia sesungguhnya masuk ke haikal yahudi da mendebat para pendetanya.
yang sesungguhnya adalah sesuatu yang dibuat-buat menganai masa kecilnya. Kita
tidak pula mengetahui perihalnya setelah kenabiannya yang berhubungan dengan
usaha da’wahnya, atau sedikit saja dari caranya mencari penghidupan.
3. Sesungguhnya ia
menceritakan sejarahnya seorang manusia yang dimuliakan dengan risalah
kenabian. Tidak sedikitpun keluar dari unsure kemanusiaan, tidak sedikitpun
hidupnya berciri pembuat syair, atau disandarkan kepadanya sifat ketuhanan
sedikit pun. Maka jika kita melihat apa yang diriwayatkan kaum masehi tentang
Isa bin Maryam as, atau yang diriwayatkan orang-orang budha tentang Gautama
atau para penganut aliran-aliran kepercayaan tentang tuhan yang mereka sembah,
jelas bagi kita perbedaaan yang nyata di antara sejarah mereka itu. Sehingga
nampaklah dampak perilaku para pengikut mereka itu dalam hal pribadi atau
kemasyarakatan. Menggelari Isa dan Gautama Budha sebagai tuhan membuat mereka
jauh dari tokoh yang dapat dicontoh oleh manusia dalam kehidupan pribadi maupun
social. Sementara itu, Rasulullah saw adalah manusia contoh ideal bagi siapa
saja yang menginginkan hidup bahagia dan mulia dalam jiwanya, keluarganya dan
lingkungannya. Dari sinilah Allah berfirman; Al Ahzab:21.
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان
يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا
Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.
4. Sesungguhnya ia
adalah gambaran kesempurnaan kepribadian Rasulullah sebagai manusia dalam
wilayah individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia menceritakan kepada kita
bahwa Muhammad adalah pemuda terpercaya yang lurus pribadinya sebelum beliau
dimuliakan Allah dengan risalah. Rasulullah adalah penyeru ke jalan Allah yang
bergelut mencari jalan agar manusia menerima seruannya, mencurahkan seluruh
kemampuan dan menempuh kesulitan untuk menyampaikan risalahnya. Rasulullah juga
adalah pemimpin negara yang menegakkan
bagi negaranya pilar-pilar perundang-undangan dan mengesahkannya, memeliharanya
dengan kekuatannya, keikhlasan, kejujurannya yang dengannya dibebankan
kepadanya keberhasilan. Rasulullah juga adalah seorang suami dan ayah yang
penuh kelembutan dan sebaik-baik muamalah kepada keluarganya. Ia membedakan hak
dan tanggung jawab di antara suami istri dan anak-anak. Ia juga seorang murabbi
pembimbing yang menyerahkan hidupnya untuk mendidik para sahabatnya dengan
tarbiyah yang sempurna, yang merasuki jiwa dan ruh mereka sehingga merubah
mereka menjadi hebat dari masalah yang kecil sampai yang besar. Rasulullah juga
adalah seorang teman yang menegakkan hak-hak persahabatan, setia kepada
ikatan-ikatannya dan adab-adabnya sehingga para sahabatnya mencintainya seperti
mereka mencintai diri mereka sendiri bahkan lebih mencintai dirinya ketimbang
keluarga dan kerabat mereka. Sirah ini juga menceritakan kepada kita bahwa
beliau adalah pemberani dalam peperangan, panglima yang selalu menang,
politikus yang sukses, tetangga yang terpercaya dan pemegang janji yang setia.
5. Sesungguhnya ia
adalah dalil yang tegas akan kebenaran risalah kenabian, tidak ada keraguan di
dalamnya. Ini adalah sirahnya seorang manusia sempurna yang berjalan dengan
da’wahnya dengan keberhasilan demi keberhasilan. Hingga tiba saat meninggalnya,
da’wahnya menyatukan jazirah Arab dalam ikatan iman, bukan dengan ikatan
penjajahan dan penaklukan. Siapa yang mengetahui apa yang dilakukan bangsa Arab terhadapnya dari kebiasaan dan
keyakinan-keyakinan mereka, mereka menantang da’wahnya dengan bermacam-macam
tantangan bahkan berencana membunuhnya. Siapa saja mengetahui bahwa pasukannya
kecil tidak sebanding dengan lawan-lawannya tapi ia memenangi pertempurannya.
Siapa saja tahu bahwa ia tidak mengumpulkan harta sepanjang da’wahnya dan tidak
ada harta padanya ketika ia wafat, padahal itu berlangsung 23 tahun. Diyakini
bahwa Muhammad saw adalah benar. Allah menganugrahkan kepadanya kedudukan yang
kokoh, kuat, pengaruh dan pertolongan bukan lain karena ia adalah nabi.
Sirah
rasulullah saw juga mengokohkan bagi kita kebenaran risalahnya secara rasional.
Bukanlah mu’jizat yang menjadi faktor utama berimannya bangsa Arab kepada
da’wahnya, sehingga jika kita tak menemukan mu’jizat padanya kita akan kafir
dan menentang. Karena sesungguhnya mu’jizat material adalah hujjah bagi yang
menyaksikannya. Sedangkan bagi orang-orang islam yang tidak bertemu dangan Nabi
saw, tidak menyaksikan mu’jizatnya, mereka beriman kepada risalahnya dengan
dalil-dalil akal yang kuat atas kebenaran da’wah kenabiannya. Di antara
dalil-dalil akal itu adalah Al Qur’an Al Karim. Ia mengikat semua akal yang
sehat untuk beriman kepada kebenaran Muhammad dalam da’wah risalah.
Berbeda sama sekali dengan sirah
nabi-nabi terdahulu yang ada dalam ingatan para pengikutnya. Ia menjelaskan
bahwa manusia yang beriman kepada mereka adalah yang melihat dengan mata kepala
mereka sendiri mu’jizat dan peristiwa-peristiwa luar biasa. Tanpa menyertakan
akal mereka untuk memahami prinsip da’wah yang disampaikan kepada mereka.
Misalnya Nabi Isa, orang beriman kepadanya karena ia menyembuhkan orang sakit,
menghidupkan orang mati, padahal semuanya itu dengan idzin Allah terjadinya.
(dari Siroh Nabawiyah Musthafa As Siba’iy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar