Rabu, 22 Agustus 2012

Keistimewaan Sejarah Hidup Nabi Muhammad


Keistimewaan Sejarah Hidup Nabi Muhammad
            Terkumpul dalam sirah nabawiyah banyak keistimewaan yang membuat mempelajarinya adalah kenikmatan bagi ruhani, akal juga kenikmatan mendalami sejarah. Berikut ini beberapa kemuliaan dan keistimewaan siroh nabawiyah secara global.
1.         Sesungguhnya ia adalah sebenar-benar sirah dan sejarah nabi dari seluruh nabi yang pernah diutus. Telah sampai kepada kita sirah Rasulullah saw melalui metode ilmiyah yang benar dengan bukti-bukti memperkokoh, sebagaimana yag kami terangkan dalam pembahasan sumber-sumber Sirah. Di mana tidak ada yang meninggalkan keraguan peristiwa-peristiwa mulia dan kejadian-kejadian besar.
            Kebenaran sirah beliau saw ini tidak akan kita dapati sebagaimana jika kita mempelajari sirah nabi-nabi terdahulu. Kita tak dapat memastikan kebenaran dalam sirah nabi Musa alaihssalam, karena ia ditulis bukan ketika beliau masih hidup atau segera setelah beliau meninggal. Melainkan ia ditulis yang bahkan penulisnya pun tidak diketahui juntrungannya. Tidak pula kita dapat merujuknya kepada Taurat yang ada sekarang, karena telah disepakati bahwa taurat yang ada saat ini telah banyak berisi keraguan dan penyimpangan yang dimasukkan kaum yahudi. Maka kaum muslimin tidak dapat sesuatu kebenaran yang pasti tentang sejarah Nabi Musa as kecuali yang diceritakan Al Qur’an. 
Demikian pula pada sirah Isa bin Maryam as. Sesungguhnya injil-injil yang dipakai secara resmi oleh gereja saat ini telah berusia ratusan tahun. Injil-injil itu dipilih tidak berdasarkan metode ilmiyah yang benar dari ratusan injil yang tersebar di banyak kalangan masehi, masing-masing dinisbatkan kepada penulisnya. Mereka tak dapat memastikan dengan metode ilmiyah yamg akan memberikan ketenangan jiwa tentang kebenarannya. Tidak dapat dirunut periwayatnya yang bersambung kepada penulisnya. Sehingga terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ahli sejarah tentang siapa sebenarnya para penulis injil-injil itu, kapan mereka hidup.
Demikian pula yang terjadi pada sekalian nabi dan rasul serta para pendiri-pendiri agama yang tersebar di dunia. Begitu banyak keraguan dalam sejarah mereka yang kembali kepada jutaan pengikut mereka. Seperti Budha dan Konfusius, riwayat hidup mereka yang beredar di kalangan pengikut mereka tidaklah berasal dari sumber yang mu’tabar atau teruji secara ilmiyah, bahkan sesungguhnya menjadi perdebatan di antara para pendeta mereka. Riwayat itu bertambah pada setiap generasi lebih dari yang diceritakan para pembuat syair pendahulu mereka juga khurofat yang tidak masuk akal dan warna asobiyah atau fanatisme terhadap aliran masing-masing.

2.         Sesungguhnya ia menggambarkan dengan sangat jelas kehidupan Rasulullah saw dalam setiap fase kehidupannya. Sejak pernikahan ayahnya dengan ibunya sampai dengan wafatnya beliau, kita mengetahui banyak hal tentang kelahirannya, masa kecilnya, masa remaja dan masa mudanya, pekerjaannya sebelum kenabian, perjalanannya keluar Mekkah sampai dengan diutusnya beliau sebagai nabi yang mulia. Kemudian kita juga dapat mengetahui dengan detail, jelas dan sempurna segala sesuatu setelah kenabian itu tahun demi tahun. Semuanya membuat sirah Rasulullah saw terang seterang matahari. Sebagian penulis barat mengatakan sesungguhnya Muhammad satu-satunya orang yang dilahirkan di bawah cahaya matahari.
            Hal seperti ini tidak terjadi bahkan tidak mendekati apa yang terjadi pada rasul-rasul terdahulu. Kita tak mengetahui masa kecil, masa remaja atau penghidupan Nabi Musa as sebelum nubuwahnya. Kita hanya mengetahui sedikit hal tentangnya setelah kenabiannya. Yang membuat kita tak mendapatkan gambaran lengkap menganai kepribadiannya. Demikian juga yang kita temukan dari Isa bin Maryam as. Tak diketahui sedikitpun dari masa kecil beliau kecuali yang disebutkan injil-injil modern, di mana ia sesungguhnya masuk ke haikal yahudi da mendebat para pendetanya. yang sesungguhnya adalah sesuatu yang dibuat-buat menganai masa kecilnya. Kita tidak pula mengetahui perihalnya setelah kenabiannya yang berhubungan dengan usaha da’wahnya, atau sedikit saja dari caranya mencari penghidupan.

3.         Sesungguhnya ia menceritakan sejarahnya seorang manusia yang dimuliakan dengan risalah kenabian. Tidak sedikitpun keluar dari unsure kemanusiaan, tidak sedikitpun hidupnya berciri pembuat syair, atau disandarkan kepadanya sifat ketuhanan sedikit pun. Maka jika kita melihat apa yang diriwayatkan kaum masehi tentang Isa bin Maryam as, atau yang diriwayatkan orang-orang budha tentang Gautama atau para penganut aliran-aliran kepercayaan tentang tuhan yang mereka sembah, jelas bagi kita perbedaaan yang nyata di antara sejarah mereka itu. Sehingga nampaklah dampak perilaku para pengikut mereka itu dalam hal pribadi atau kemasyarakatan. Menggelari Isa dan Gautama Budha sebagai tuhan membuat mereka jauh dari tokoh yang dapat dicontoh oleh manusia dalam kehidupan pribadi maupun social. Sementara itu, Rasulullah saw adalah manusia contoh ideal bagi siapa saja yang menginginkan hidup bahagia dan mulia dalam jiwanya, keluarganya dan lingkungannya. Dari sinilah Allah berfirman; Al Ahzab:21.
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
4.         Sesungguhnya ia adalah gambaran kesempurnaan kepribadian Rasulullah sebagai manusia dalam wilayah individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia menceritakan kepada kita bahwa Muhammad adalah pemuda terpercaya yang lurus pribadinya sebelum beliau dimuliakan Allah dengan risalah. Rasulullah adalah penyeru ke jalan Allah yang bergelut mencari jalan agar manusia menerima seruannya, mencurahkan seluruh kemampuan dan menempuh kesulitan untuk menyampaikan risalahnya. Rasulullah juga adalah pemimpin negara yang  menegakkan bagi negaranya pilar-pilar perundang-undangan dan mengesahkannya, memeliharanya dengan kekuatannya, keikhlasan, kejujurannya yang dengannya dibebankan kepadanya keberhasilan. Rasulullah juga adalah seorang suami dan ayah yang penuh kelembutan dan sebaik-baik muamalah kepada keluarganya. Ia membedakan hak dan tanggung jawab di antara suami istri dan anak-anak. Ia juga seorang murabbi pembimbing yang menyerahkan hidupnya untuk mendidik para sahabatnya dengan tarbiyah yang sempurna, yang merasuki jiwa dan ruh mereka sehingga merubah mereka menjadi hebat dari masalah yang kecil sampai yang besar. Rasulullah juga adalah seorang teman yang menegakkan hak-hak persahabatan, setia kepada ikatan-ikatannya dan adab-adabnya sehingga para sahabatnya mencintainya seperti mereka mencintai diri mereka sendiri bahkan lebih mencintai dirinya ketimbang keluarga dan kerabat mereka. Sirah ini juga menceritakan kepada kita bahwa beliau adalah pemberani dalam peperangan, panglima yang selalu menang, politikus yang sukses, tetangga yang terpercaya dan pemegang janji yang setia.

5.         Sesungguhnya ia adalah dalil yang tegas akan kebenaran risalah kenabian, tidak ada keraguan di dalamnya. Ini adalah sirahnya seorang manusia sempurna yang berjalan dengan da’wahnya dengan keberhasilan demi keberhasilan. Hingga tiba saat meninggalnya, da’wahnya menyatukan jazirah Arab dalam ikatan iman, bukan dengan ikatan penjajahan dan penaklukan. Siapa yang mengetahui apa yang dilakukan  bangsa Arab terhadapnya dari kebiasaan dan keyakinan-keyakinan mereka, mereka menantang da’wahnya dengan bermacam-macam tantangan bahkan berencana membunuhnya. Siapa saja mengetahui bahwa pasukannya kecil tidak sebanding dengan lawan-lawannya tapi ia memenangi pertempurannya. Siapa saja tahu bahwa ia tidak mengumpulkan harta sepanjang da’wahnya dan tidak ada harta padanya ketika ia wafat, padahal itu berlangsung 23 tahun. Diyakini bahwa Muhammad saw adalah benar. Allah menganugrahkan kepadanya kedudukan yang kokoh, kuat, pengaruh dan pertolongan bukan lain karena ia adalah nabi.
Sirah rasulullah saw juga mengokohkan bagi kita kebenaran risalahnya secara rasional. Bukanlah mu’jizat yang menjadi faktor utama berimannya bangsa Arab kepada da’wahnya, sehingga jika kita tak menemukan mu’jizat padanya kita akan kafir dan menentang. Karena sesungguhnya mu’jizat material adalah hujjah bagi yang menyaksikannya. Sedangkan bagi orang-orang islam yang tidak bertemu dangan Nabi saw, tidak menyaksikan mu’jizatnya, mereka beriman kepada risalahnya dengan dalil-dalil akal yang kuat atas kebenaran da’wah kenabiannya. Di antara dalil-dalil akal itu adalah Al Qur’an Al Karim. Ia mengikat semua akal yang sehat untuk beriman kepada kebenaran Muhammad dalam da’wah risalah.
            Berbeda sama sekali dengan sirah nabi-nabi terdahulu yang ada dalam ingatan para pengikutnya. Ia menjelaskan bahwa manusia yang beriman kepada mereka adalah yang melihat dengan mata kepala mereka sendiri mu’jizat dan peristiwa-peristiwa luar biasa. Tanpa menyertakan akal mereka untuk memahami prinsip da’wah yang disampaikan kepada mereka. Misalnya Nabi Isa, orang beriman kepadanya karena ia menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, padahal semuanya itu dengan idzin Allah terjadinya. (dari Siroh Nabawiyah Musthafa As Siba’iy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar